LEARN / ARTICLE

Batuk? Sesak nafas? Asma? Bisa jadi karena polusi udara dalam ruangan


WRITTEN BY

nafas Indonesia

PUBLISHED

10/03/2021

LANGUAGE

EN / ID

English / Indonesia


Baik di luar maupun di dalam ruangan, kualitas udara mempengaruhi kesehatan kita. Ini karena udara itu sangat penting untuk kehidupan, maka kita harus memahami bagaimana udara dapat berdampak pada diri kita serta keluarga kita.

Ada banyak sekali sumber polusi udara. Di dalam ruangan, penyebab terbesar adalah kompor dan tungku (terutama yang menggunakan kayu, arang, minyak tanah, atau gas), asap, debu, dan jamur. Banyak polutan luar ruangan juga bisa masuk ke dalam rumah kita melalui celah dan retakan. Ini disebut 'rembesan'.

Tingkat PM2,5 Dapat Menjadi Tinggi Sekali Dalam Ruangan

Seiring dengan berjalannya waktu, konsentrasi tinggi pada polutan berbahaya (seperti PM2,5) dapat menumpuk di dalam ruangan. Jika ventilasi rumah kita buruk dan kita menggunakan bahan bakar seperti kayu dan minyak tanah untuk memasak atau penerangan, tingkat PM2,5 dalam ruangan dapat mencapai 100 kali lebih tinggi daripada yang direkomendasikan. 

Faktanya, setiap tahun, Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan 3,8 juta orang meninggal sebelum waktunya akibat penyakit yang disebabkan oleh kualitas udara dalam ruangan yang buruk.

Polusi Udara Dalam Ruangan Dapat Berdampak pada Paru-paru, Jantung dan Otak Kita

Ketika bahan polutan masuk ke dalam paru-paru kita, sistem tubuh kita – seperti sistem pernapasan, darah, dan saraf – sangat terganggu. Jika kita menghirup polutan ini selama bertahun-tahun, dapat terjadi masalah kesehatan yang cukup berat, termasuk penyakit jantung, penyakit paru-paru, stroke, dan kanker. Misalnya, 12% dari semua kematian akibat stroke dan 11% kematian akibat penyakit paru-paru diyakini disebabkan oleh polusi udara dalam ruangan.4

Bahkan paparan polutan dalam jangka pendek saja dapat mempengaruhi kesehatan kita. Batuk, kesulitan bernafas, mata gatal, sakit kepala, pusing kepala, iritasi kulit, dan kelelahan sering diakibatkan polusi udara dalam ruangan, sementara masalah kesehatan yang sudah ada sebelumnya (seperti asma) seringkali menjadi lebih buruk. 

Ketika ada beberapa jenis polutan sekaligus, dampak kesehatannya lebih parah lagi. Misalnya, jika ada sebuah rumah yang bermasalah jamur dan terletak di pinggir jalan raya, penghuni akan terkena dampak lebih signifikan daripada penghuni rumah yang hanya bermasalah jamur.

Anak-anak dan Ibu Hamil adalah yang Paling Berisiko

Perempuan dan anak merupakan kelompok yang paling rentan terhadap polusi udara dalam ruangan. Perempuan menjadi dua kali lebih mungkin meninggal akibat penyakit paru-paru jika mereka terpapar tingkat asap dalam ruangan yang tinggi. Ibu hamil juga lebih mungkin mengalami keguguran atau melahirkan bayi berat lahir rendah jika terpapar banyak asap.5
Sementara bagi anak kecil, paru-parunya masih berkembang sehingga sangat rentan terhadap polusi berbahaya. Di antara balita yang meninggal akibat pneumonia (infeksi paru-paru), hampir separuhnya disebabkan oleh hirupan PM2,5 dari polusi udara dalam ruangan.6

Semakin lama kita menghirup udara yang tercemar, semakin banyak tubuh kita terkena dampak. Ini merupakan masalah mendesak bagi kota-kota besar seperti Jakarta yang sering mengalami kualitas udara buruk. Maka sangat penting kita memantau dan mengetahui kualitas udara luar ruangan maupun dalam ruangan.

Untuk membaca lebih banyak tentang pemantauan kualitas udara, silahkan klik di sini.


4WHO. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/household-air-pollution-and-health

5WHO. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/household-air-pollution-and-health 

6Mondal D, Paul P. 2020. ‘Effects of indoor pollution on acute respiratory infections among under-five children in India: Evidence from a nationally representative population-based study’, PLoS ONE 15(8): e0237611. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0237611