LEARN / ARTICLE

Bagaimana standar dunia untuk kualitas udara?


WRITTEN BY

nafas Indonesia

PUBLISHED

04/09/2020

LANGUAGE

EN / ID

English / Indonesia


Standar WHO untuk PM2.5 adalah: 10 μg/m3 rata-rata per tahun, and 25 μg/m3 rata-rata per 24 jam

Panduan Kualitas Udara dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO Air Quality Guidelines) merupakan satu-satunya panduan kualitas udara yang bersifat global. Panduan WHO ini mengusulkan standar dan target terkait tingkat polutan udara yang berisiko terhadap kesehatan manusia, serta berperan sebagai rujukan bagi negara untuk menyusun standar masing-masing. Panduan tersebut dicetak pertama kali pada tahun 1987, kemudian direvisi pada tahun 1997 dan 2005. Tiap pembaruan mencerminkan penelitian ilmiah terbaru terkait dampak kesehatan dari polusi udara.

Panduan ini disusun untuk digunakan di seluruh dunia, tetapi WHO juga menyatakan bahwa tiap negara akan menyusun standar masing-masing berdasarkan pertimbangan risiko kesehatan, kelayakan teknologi, keadaan ekonomi, dan faktor sosio-politik.

Pengukuran kualitas udara pada umumnya berdasarkan konsentrasi rata-rata harian dari bahan partikulat (particulate matter atau PM) per meter kubik volume udara (m3). Konsentrasi ini diukur dalam mikrogram per meter kubik (μg/m3). Ada dua jenis PM yang diukur: PM10 dan PM2.5. PM10 lebih mudah diukur karena partikelnya lebih besar dengan diameter 10 mikron atau kurang. Sementara, partikel PM2.5 lebih kecil dengan diameter 2.5 mikron atau kurang.

Panduan WHO mengukur 5 polutan utama

Panduan Kualitas Udara WHO terdiri dari panduan lima jenis polutan udara: PM10, PM2.5, ozone, nitrogen dioksida, dan sulfur dioksida. Panduannya sebagai berikut, dan dapat digunakan sebagai rujukan untuk menyusun standar dan target nasional:

PM2.5: 10 μg/m3 rata-rata tahunan, dan 25 μg/m3 rata-rata dalam 24 jam.

PM10: 20 μg/m3 rata-rata tahunan, dan 50 μg/m3 rata-rata dalam 24 jam.

Ozone (O3): 100 μg/m3 rata-rata periode 8 jam.

Nitrogen dioxide (NO3): 40 μg/m3 rata-rata tahunan, dan 200 μg/m3 rata-rata dalam 1 jam.

Sulphur dioxide (SO2): 20 μg/m3 rata-rata periode 24 jam, dan 500 μg/m3 rata-rata dalam 10 jam.

Panduan ini dapat membantu kita untuk mengukur apakah udara yang kita hirup sehat atau tidak. Kalau rata-rata partikel lebih tinggi dari panduan tersebut, udara dianggap berpolusi. Misalnya, jika sebuah kota memiliki tingkat PM2.5 yang lebih tinggi dari pada 25 μg/m3 dalam 24 jam, udara kota tersebut berbahaya untuk dihirup oleh manusia. Jika panduan yang telah disusun oleh WHO dapat terpenuhi, maka dampak polusi udara terhadap kesehatan dapat sangat berkurang.

Rujukan global lain untuk standar kualitas udara mencakup Uni Europa, Australia, Kanada, Amerika Serikat, Jepang, Tiongkok, dan Swiss, namun akhir-akhir ini beberapa standar di antaranya telah dikritik karena dianggap terlalu lemah.

WHO sangat menyarankan pemantauan nilai PM2.5 dijadikan prioritas tertinggi dalam pemantauan polusi udara. Ini disarankan karena PM2.5 merupakan polutan kunci yang sangat mempengaruhi kualitas udara dan dampaknya terhadap kesehatan kita.

Referensi

WHO. https://public.wmo.int/en/resources/bulletin/air-quality-and-human-health-priority-joint-action