LEARN / ARTICLE

Bagaimana kualitas udara dalam ruangan mempengaruhi penyebaran COVID-19?


WRITTEN BY

nafas Indonesia

PUBLISHED

10/03/2021

LANGUAGE

EN / ID

English / Indonesia


Agar lebih mudah dipahami, kami telah membuat ringkasan temuan penelitian tersebut. Jika Anda ingin membaca naskah asli, linknya ada di bagian bawah halaman.

COVID-19 Menyebar Melalui Transmisi Aerosol 

Meski masih diteliti, banyak penelitian telah menunjukkan bahwa cara utama COVID-19 menyebar adalah melalui transmisi aerosol udara. Bukti dari wabah virus korona sebelumnya, termasuk SARS (2003) dan MERS (2013), serta studi tentang flu biasa, juga menunjukkan bahwa bentuk penyebaran virus yang paling umum adalah melalui udara. 

Karena pencegahan penyebaran penyakit yang ditularkan melalui udara membutuhkan strategi yang berbeda dengan penyakit lain, kita perlu lebih berhati-hati terhadap beberapa hal di lingkungan kita.

Kualitas Udara Dalam Ruangan Sangat Penting Untuk Mencegah Penyebaran Virus 

Banyak acara 'superspreader’ di seluruh dunia terjadi dalam ruangan, terutama dalam ruangan yang sangat ramai. Ini membuktikan bahwa pengaturan kualitas udara dalam ruangan sangat penting untuk mengurangi penyebaran virus. 

Ada beberapa hal yang dapat kita lakukan di dalam ruangan, seperti membuka jendela dan pintu untuk meningkatkan ventilasi rumah dan tempat kerja kita. Udara segar membantu memindahkan partikel virus keluar ruangan dan menjauh dari kita. Kita juga dapat menggunakan alat seperti pembersih udara (air purifier) dan unit AC untuk mengatur suhu dan kelembaban serta menghilangkan partikel polusi dari udara.

Untuk mengukur kualitas udara dalam ruangan Anda, belikan monitor udara dalam ruangan aria AirTest. Aria AirTest mengukur tingkat polusi PM2.5, dan membantu Anda menentukan apakah Anda perlu membeli air purifier.

Jika Memungkinkan, Buka Jendela Dan Pintu 

Dengan membuka jendela dan pintu, kami mengizinkan bangunan kami untuk berventilasi, dan untuk mengganti udara di dalam dengan udara dari luar. Proses ini membantu kami menyingkirkan partikel virus yang mungkin ada di udara. 

Namun, membuka jendela dan pintu tidak selalu menjadi pilihan terbaik, terutama bila kualitas udara luar ruangan sedang buruk. Kadang-kadang ini dapat terjadi di kota yang sangat berpolusi seperti Jakarta. Gunakan aplikasi nafas untuk memeriksa kualitas udara Anda saat ini, rekomendasinya akan memberitahu Anda jika jendela aman dibuka.

Dalam situasi seperti ini, udara dalam ruangan dapat dibersihkan menggunakan air purifier.

Gunakan Pembersih Udara HEPA Untuk Menjernihkan Udara 

Filter HEPA adalah filter berefisiensi tinggi yang bekerja untuk menghilangkan semua jenis partikel dan polutan dari udara, termasuk mengurangi risiko paparan COVID-19. Jika kita ingin menggunakan pembersih udara, pastikanlah Tarif Pengiriman Udara Bersih (Clean Air Delivery Rate atau CADR) dimiliki alatnya cukup tinggi dan sesuai dengan ukuran ruangan di mana pembersih akan digunakan. Ini memaksimalkan jumlah air exchange (pertukuran udara) atau berapa sering udaranya dibersihkan.

Menurut salah satu studi yang diterbitkan pada Januari 2021, pembersih udara mampu mengurangi konsentrasi aerosol di ruang kelas sekolah hingga 90% dalam 30 menit. Ini dapat mengurangi risiko penularan COVID-19.5

Air purifier aria Pure40 mencakup Filter HEPA yang menghilangkan 99,5% polutan dan CADR 350m3 / jam, salah satu yang tertinggi di kategorinya. aria Pure40 terkonek dengan mudah ke aplikasi nafas dan termasuk fitur-fitur seperti kontrol udara otomatis, pemberitahuan dan penjadwalan.

Tingkat PM2,5 Yang Lebih Tinggi Dapat Meningkatkan Risiko Penyebaran Virus

Menurut para peneliti, partikel polusi (termasuk PM2,5) dapat menjadi pembawa partikel virus6, karena partikel virus biasanya jauh lebih kecil. Ini adalah keuntungan tambahan menggunakan pembersih udara, karena pembersih udara secara aktif menghilangkan PM2,5 dari udara. 

Sebuah studi Italia yang diterbitkan pada September 2020 menemukan bahwa virus COVID-19 terdapat pada partikel polusi yang dikumpulkan oleh peneliti di sekitar kota Bergamo. Temuan ini menunjukkan bahwa virus dapat bergabung dengan partikel polusi untuk menempuh jarak yang lebih jauh.7

Suhu dan Kelembaban Juga Mempengaruhi Risiko Penularan Virus 

Para virus cenderung menyebar lebih cepat dalam kondisi tertentu, maka penting kita mengatur kondisi dalam ruangan untuk mengurangi penyebaran. 

Penelitian telah menunjukkan bahwa kita harus berusaha memastikan suhu ruangan berada di sekitar 19-24 derajat Celsius, serta menjaga tingkat kelembaban antara 40-60%. ini penting karena tetesan virus berada di udara lebih lama kalau tingkat kelembaban yang sangat tinggi atau sangat rendah.8

Melindungi Diri Kita Di Rumah Dengan Pemantauan Dan Pemurnian Udara 

Meski demikian, penelitian tentang bagaimana kualitas udara dalam ruangan mempengaruhi penyebaran COVID-19 masih berlangsung. Yang jelas, risiko infeksi paling rendah adalah bila tidak ada tetesan virus di udara. Kita semua perlu memahami faktor risiko terkait lokasi di mana kita menghabiskan sebagian besar waktu kita.

Untuk mengukur suhu, kelembaban, dan tingkat polusi PM2.5 di dalam ruangan, kita dapat menggunakan aria AirTest yang dirancang untuk digunakan di rumah. Sementara untuk membersihkan udara, aria Pure40 hadir dengan kategori CADR terbaik untuk memastikan udara dalam ruangan dengan luas hingga 40m2 selalu bersih. 

Untuk membaca lebih lanjut tentang penelitian yang dirujuk, lihat tautan di bawah ini:

Morawska, Lidia, & Milton, Donald K. “It Is Time to Address Airborne Transmission of Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)“ 

https://academic.oup.com/cid/article/71/9/2311/5867798 

Morawska, Lidia et al. “How can airborne transmission of COVID-19 indoors be minimised?”

https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0160412020317876 


5 J. Curtius, M. Granzin & J. Schrod. 2021. ‘Testing mobile air purifiers in a school classroom: Reducing the airborne transmission risk for SARS-CoV-2’, Aerosol Science and Technology, DOI: 10.1080/02786826.2021.1877257

6Ali SM, Malik F, Anjum MS, et al. Exploring the linkage between PM2.5 levels and COVID-19 spread and its implications for socio-economic circles. Environ Res. 2021;193:110421. doi:10.1016/j.envres.2020.110421

7Setti, L., Fabrizio Passarini, Gianluigi De Gennaro, Pierluigi Barbieri, Maria Grazia Perrone, Massimo Borelli, Jolanda Palmisani, Alessia Di Gilio, Valentina Torboli, Francesco Fontana, Libera Clemente, Alberto Pallavicini, Maurizio Ruscio, Prisco Piscitelli, Alessandro Miani. 2020. ‘SARS-Cov-2RNA found on particulate matter of Bergamo in Northern Italy: First evidence’, Environmental Research, Volume 188, https://doi.org/10.1016/j.envres.2020.109754

8Ahlawat, A., Wiedensohler, A. and Mishra, S.K. (2020). ‘An Overview on the Role of Relative Humidity in Airborne Transmission of SARS-CoV-2 in Indoor Environments.’ Aerosol Air Qual. Res. https://doi.org/10.4209/aaqr.2020.06.0302